APLIKASI

Rabu, 03 November 2010

Perbaikan penulisan pada tugas akhir dengan judul “Traffic Light 2 Mode dengan Mikroprosesor Z-80”

Perbaikan penulisan pada tugas akhir dengan judul
“Traffic Light 2 Mode dengan Mikroprosesor Z-80”

NB : (kata yang salah) (kata yang benar)



(8 BIT Port A)
Edy Prasetiyo (5223093033)
Rizki Bagus S. (5223093016)
Ryandika Andri C. (5223090184)
Nopi Supriyanto (5223093009)
Rizky Ramadhan (5223093030)
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi D3 Teknik Elektronika
MPF-1 merupakan sebuah mikroprosesor yang mempunyai piranti masukan dan keluaran yang komponen utamanya adalah mikroprosesor Z-80. untuk dapat mengendalikan traffic light diperlukan rangakaian (rangkaian) penghubung yang disebut interface, yang bertugas untuk mengaktifkan bit-bit yang diperlukan. Sistem kontrol automatik dikendalikan dengan sistem kendali. Sistem mikroprosesor MPF-1 digunakan untuk pemrograman. Untuk membuat alat ini diperlukan juga komponen lain yang disusun menjadi satu rangkaian.
Kata kunci: Mikroprosesor, Traffic light, Sistem Kontrol Automatik, Sistem Mikroprosesor MPF-1, Penggunaan alat
A. Mikroprosesor
Munculnya terminologi komputer sebenarnya berawal dari kebutuhan akan suatu alat yang dapat dijalankan secara otomatis, dengan kemampuan dapat mengerjakan hal yang diinginkan. Ditambah lagi dengan munculnya perkembangan teknologi semikonduktor dengan diawali penemuan (penemuan) transistor, yang telah membawa mayarakat (masyarakat) pada kemajuan teknologi elektronika hingga saat ini. Seperti halnya mikroprosesor memegang peranan penting untuk kelancaran proses produksi suatu alat pada dunia industri.
Pada alat ini digunakan dua cara yaitu dengan pengendalian (controller) dan menggunakan mikroprosesor yang dapat bekerja secara otomatis sesuai dengan program yang diinginkan. Sistem mikroprosesor pada alat ini digunakan sebagai pengendali lampu lalu lintas. Sistem mikroprosesor mampu melaksanakan fungsi suatu unit pemroses pusat ( CPU ) serta menjalankan program yang akan diolah secara aritmatis dan
logis. Dengan kemampuan tersebut sebuah mikrorosesor dapat mengerjakan fungsinya sebagai pengendali ( controller ) yang salah satu penerapannya adalah sebagai alat pengendali lampu lalu lintas. Bersamaan dengan kemajuan IPTEK, maka dunia pendidikan harus bisa mengimbanginya. Untuk pencapaian kompetensi tersebut maka Teknik Elektro FT UNJ dalam mengimbangi kemajuan teknologi. Adapun cara untuk mengimbangi kemajuan teknologi tersebut, terdapat teknologi komputer yang terkait dengan prosesor/ mikroprosesor. Hal tersebut yag membawa kemajuan dalam pengerjaan alat atau mesin yang sebelumnya dilakukan secara manual kini dilakukan secara otomatis dan dapat terkendali. Berdasarkan identifikasi masalah, apakah mikrroprosesor MPF-1 yang didalamnya terdapat mikroprosesor Z-80, sehingga dapat mengendalikan lampu lalu lintas ( traffic light ) yang telah diaplikasikan pada perempatan jalan atau simpang empat. Bagaimana cara membuat program ( software ) agar traffic light dapat menyala dengan baik. Pada masalah ini alat ini dititik beratkan pada obyek dapat dikendalikan dengan MPF-1 adalah lampu-lampu lalu lintas untuk ke bebagai arah. Bagi mahasiswa alat ini digunakan untuk mempelajari dan berlatih mikroprosesor, dan dapat dijadikan konsep dasar dalam pembuatan traffic light pada perempatan jalan.
II. Traffic Light
Pada tugas akhir ini sebuah sistem pengendalian traffic light 2 in 1( 2 mode dalam 1 program ) pada simpang empat / perempatan jalan dibuat dengan perangkat instruksi sistem mikroprosesor. Pengendalian dengan menggunakan sistem mikroprosesor ini merupakan sebuah sistem pengendali otomatis, dimana seluruh instruksi bekerja berdasarkan program yang terdapat dalam memory (memori). Instruksi-instruksi tersebut akan memberikan input untuk rangkaian interface. Rangkaian interface ini berperan agar traffic light bekerja dengan 2 mode penyalaan. Rangkaian interface ini merupakan paduan dari rangkaian logika, saklar transistor ( driver lampu ) dan pensaklaran relay. Dalam landasan teori dijelaskan variabel – variabel yang mendukung yaitu :
II.1 Pengaturan Traffic Light
Berdasarkan Undang-undang lalu lintas dan angkutan darat tahun 1992 pasal 1 perihal lalu lintas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan dijalan raya dan pasal 4 perihal perlengkapan jalan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan pemakai jalan wajib dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas. Alat pemberi isyarat lalu lintas yang dimaksud adalah peralatan teknis berupa isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan bunyi untuk memberi peringatan atau mengatur lalu lintas orang atau kendaraan dipersimpangan, persilangan sebidang ataupun pada ruas jalan.
1. Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas bertujuan untuk mendapatkan tertibnya jalan lalu lintas yang
teratur, meningkatkan kapasitas lalu lintas pada perempatan jalan, mengurangi frekuensi kecelakaan tertentu, mengkoordinasi gerakan lalu lintas dibawah kondisi sinyal agar perjalanan lancar, mengatur penggunaan jalur lalu lintas, memutuskan arus jalur tertentu untuk memberi kesempatan bagi kendaraan jalur lain untuk melintasi persimpangan an (persimpangan) para pejalan kaki yang melakukan penyebrangan(penyebrangan serta memberikan kemudahan bagi lewatnya kendaran darurat.
a. Pengaturan Secara Manual
Pengaturan secara manual dilakukan dengan memberikan isyarat lalu lintas dengan tangan untuk memberi peringatan atau mengatur lalu lintas para pemakai jalan di persimpangan, persilangan sebidang ataupun pada ruas jalan.
b. Pengaturan Dengan Menggunakan Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas mrupakan alat pemberi isyarat lalu lintas yang termasuk dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Darat bagian 9 pasal 8 alinea (1) yang merupakan peralatan teknis berupa isyarat lampu yang dapat dilengkapi bunyi untuk memberi peringatan atau pengatur lalu lintas. Agar peraturan lalu lintas berhasil guna dan efektif , sistem semboyan lalu lintas harus memenuhi empat tuntutan pokok, yaitu :
1. Perhatian
2. Bermakna
3. Waktu Tanggap
4. Patuh
Susunan pemasangan semboyan lampu-lampu tersebut dapat dilakukan secara vertikal dengan warna merah dibagian paling atas kemudian berurutan warna kuning dan hijau. Pemasangan secara horizontal dimulai dengan warna merah dibagian paling kiri kemudian warna kuning dan hijau. Pemasangan lampu-lampu tersebut pada tiang dengan ketinggian antara 2,5 s/d 4,5 meter dari trotoar atau perkerasan jalan yang berada di sisi kiri dan kanan atau diatas madian. Kondisi lensa diarahkan ke arah lalu lintas yang berkesesuaian dengan sudut tidak lebih dari 20 derajat antara arah sinyal dari garis pandang normal pengendara dan diarahkan menyebrang bagi pejalan kaki. Kondisi sinyal dapat terlihat jelas oleh pengendara sampai jarak 200 meter. Dibawah ini adalah cara – cara yang dipakai guna menangani masalah lalu lintas :
1. Pengaturan Lampu Lalu Lintas Modus Manual
Modus manual adalah pengaturan lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh pengendali secara langsung dengan penentuan waktu yang sesuai dengan yang diinginkan.
2. Pengaturan Lampu Lalu Lintas Modus Otomatis Waktu Tetap ( pretimed)
Modus ini bekerja dengan menetapkan kurun waktu berdasarkan arus lalu lintas bagi setiap tenggang waktu siklus lampu lalu lintas dan lampu – lampu tersebut diatur agar dapat bekerja berdasarkan urutan waktu tetap tanpa memperhatikan fluktansi arus lalu lintas.
3. Pengaturan Lampu Lalu Lintas Modus Otomatis Waktu Sibuk ( progresif fleksibel )
Modus ini bekerja dengan memperhatikan kondisi waktu berdasarkan telaah arus lalu lintas pada waktu sibuk saat pagi, siang dan malam hari.
2. Pola Persimpangan Empat
Pola ini merupakan cara yang paling efektif guna meningkatkan kapasitas dan efisiensi lalu lintas adalah dengan mengadakan jalan persimpangan. Dengan adanya pola persimpangan ini maka waktu perjalanan dapat dipersingkat, arus lalu lintas akan dapat ditingkatkan dan dampak tambahan lain adalah bahwa kecelakaan dapat berkurang.
III. Sistem Kontrol Automatik
Sistem ( system ) adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama – sama dan melakukan suatu sasaran tertentu. Sistem kontrol automatik dikelompokkan menurut sinyal sistem, sifat linearnya, dan tujuan kontrol. Komponen dasar sistem kontrol adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Kontrol
2. Komponen Sistem Kontrol
3. Hasil atau Keluaran
Tujuan
Sistem Kontrol
Hasil

Komponen Dasar Sistem Kontrol
Dengan sistem kontrol umpan balik sistem dipertahankan berdasarkan hubungan yang ditentukan antara keluaran dan berapa acuan masukan, dengan membandingkan menggunakan perbedaan sebagai alat kontrol. Selain itu Sistem yang digunakan adalah Sistem Pengontrolan Otomatis diamana sistem kontrol umpan balik dengan acuan masukan atau keluaran yang dikehendaki dapat konstan ( stabil ) atau berubah secara perlahan dengan berjalannya waktu. Tegas utamanya adalah menjaga keluaran sebenarnya pada nilai yang dikehendaki walaupun ada gangguan. Sistem kontrol yang yang sering digunakan adalah sistem kontrol loop tertutup dan sistem kontrol loop terbuka.
IV. Sistem Mikroprosesor MPF-1
Sistem mikroprosesor MPF-1 ini merupakan sistem mikroprosesor dimana piranti – pirantinya dirangkai dalam suatu unit terpadu dalam papan rangkaian tercetak ( PCB ) dengan komponen utama yaitu mikroprosesor Z-80. MPF-1 memiliki konfigurasi unit-unit komponen yang berupa konfigurasi standard.Konfigurasi MPF-1 terdiri atas :
a. Pengolah mikro ( mikroprosesor- Z80 )
b. Pianti memori berupa RAM ( Random Access Memory ) dan ROM ( Read Only Memory ) .
c. Piranti masukan an (masukan) keluaran ( Input / Output ).
d. Data Bus ( Jalur Data ), Address Bus ( Jalur Alamat ), dan Control Bus ( Jalur Kendali ).
1. Mikroprosesor.
Mikroprosesor merupakan jantung pada sistem mikroprosesor yang disebut sebagai unit
Pemroses pusat (Pemroses Pusat) ( central processing unit ) (Central Processing Unit). CPU Z-80 merupakan sebuah mikroprosesor yang dibuat dalam serpih rangkaian terpadu dengan jumlah penyemat 40 buah. Z-80 memiliki kemampuan dalam perhitungan aritmatika, dan logika, sekumpulan register, mekanisme untuk mengambil instruksi dari memori, mekanisme untuk membuka sandi instruksi dan menghasilkan isyarat-isyarat kendali sebagai pelaksana suatu instruksi. Dimana isyarat – isyarat kendali tersebut berupa :
1. Rancang Bangun
2. Unit Aritmatika dan Logika ( ALU ).
3. Register Instruksi dan Kendali CPU.
2. Memory.
Memori adalah sebuah piranti yang sangat penting karena memori merupakan piranti yang mampu menyimpan program-program yang akan diproses oleh mikroprosesor. Ada tiga jenis memori yaitu :
1. ROM ( Read Only Memory ), yaitu memori yang hanya dapat dibaca saja.
2. RAM ( Random Access Memory ), yaitu sebuah perangkat memori yang dapat dibaca dan ditulis.
3. Memory Mapping, yaitu pemetaan memori seperti pada MPF-1.
3. Piranti masukan dan keluaran ( I/O ).
sebuah mikroprosesor selain mampu memproses seluruh instruksi dan data dalam lingkup sendiri dengan peralatan yang mampu menghubungkan dengan periperal luar.
D. Rangkaian Logika
Suatu rangkaian logika atau digital bekerja dalam bentuk biner. Yaitu hanya ada dalam keadaan tegangan rendah atau tegangan tinggi, dan tidak ada nilai tegangan lain. Logika tingi yaitu 1 sedangkan logika rendah yaitu 0.
E. Saklar Transistor
Saklar transistor ini berfungsi sebagai saklar ( kontak penghubung ) elektronik yang dikontrol.
F. Pensaklaran Relay
Relay adalah elektromagnetik dan memiliki beberapa parameter penting diantaranya adalah :
1. Tahan penggulung,
2. Tegangan operasi gulungan maksimum dan minimum,
3. Jumlah dan tipe kontak,
4. Rating tegangan dan,
5. Arus untuk kontak.
V. Perancangan Alat
Dalam perancangan alat maka dikonsepkan alat ini digunakan untuk mengendalikan lampu-lampu lalu lintas paa traffic light yang terdapat pada simpang empat. Pengendaliannya dengan menggunakan mikrorosesor Z-80. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Denah Traffic light.
2. Pembuatan Skematik Rangkaian.
3. Pembuatan Layout PCB.
4. Pembuatan Maket.
Diharapkan dengan terciptanya alat ini, kiranya (semoga) dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pemakai jalan raya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cahyono,BerliyantoB.2003. Model Traffic Light Penyebrangan Dengan TampilanWaktu. Skripsi. Jakarta : FT UNJ.
2. Chattopadhay, D. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta : UI – Press.
3. Coffron, W. James. 1982. Z – 80 Application. USA : Sybeg Inc.
4. Fitzgerald, A. E. 1995. Dasar – Dasar Elektronika. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
5. Kuo, Benyamin C. 1998. Teknik Kontrol Automatik. Jakarta : Prenhallindo.
6. Wasito, S. 1986. Elektronika Dalam Industri. Jakarta : Karya Utama.
7. Yuliatmodjo, Pitoyo. 1993. Pengendalian Motor Langkah Menggunakan Mikrokomputer MPF-1. Skripsi. Jakarta : FPTK IKIP Jakarta.
8. Setianto, Purwo. 1993. Teknik Jalan Raya. Jakarta.
9. Sutrisno. 1986. Teknik Mikroprosesor, Elex. Elexiana.
10. Warpani, Suwardjoko. 1998. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta.

Dioda

Traffic Light 2 Mode dengan Mikroprosesor Z-80
(8 BIT Port A)
Edy Prasetiyo (5223093033)
Rizki Bagus S. (5223093016)
Ryandika C. (5223090184)
Nopi Supriyanto (5223093009)
Rizky Ramadhan (5223093030)
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi D3 Teknik Elektronika
MPF-1 merupakan sebuah mikroprosesor yang mempunyai piranti masukan dan keluaran yang komponen utamanya adalah mikroprosesor Z-80. untuk dapat mengendalikan traffic light diperlukan rangakaian penghubung yang disebut interface, yang bertugas untuk mengaktifkan bit-bit yang diperlukan. Sistem kontrol automatik dikendalikan dengan sistem kendali. Sistem mikroprosesor MPF-1 digunakan untuk pemrograman. Untuk membuat alat ini diperlukan juga komponen lain yang disusun menjadi satu rangkaian.
Kata kunci: Mikroprosesor, Traffic light, Sistem Kontrol Automatik, Sistem Mikroprosesor MPF-1, Penggunaan alat